#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
Menyimak info sekitar Gundaling Berastagi Sebagai Salah Satu Pilihan Parawisata di Berastagi)
_____________________________________________________
________________
Kata Pengantar
________________
Ini beberapa postingan, sebelum penulis berkunjung ke Tanah
Karo di Bulan Nopember 2016 1ni :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2013/11/gunung-sibayak-dan-sinabung-dalam.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2013/11/gunung-sinabung-doa-bersama-untuk-tanah.html
http://galeri7msad.blogspot.co.id/2016/05/sejarah-jagung-dan-manfaatnya.html
http://galeri7msad.blogspot.co.id/2016/05/jeruk-dan-seluk-beluknya.html
Dan ini pula beberapa link setelah berkunjung :
https://tengokmuseum.blogspot.co.id/2016/11/museum-pusaka-karo-kenapa-rupanya-setuju.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/11/tanya-jawab-seputar-perjalanan-bus-karo.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/11/sejarah-gereja-batak-karo-protestan.html
http://myloveindonesiaraya.blogspot.co.id/2016/11/gundaling-berastagi-sebagai-salah-satu.html
Berastagi sebagai salah satu wilayah yang disebut Tanah
Karo, tentu bagian dari parawisata Indonesia bagian
dari Wonderful Indonesia. Khsusnya trmpat wisata yang
disebut Gundaling.
Nah...!
Apa dan bagaimana-kah tempat Parawisata tersebut...?
Maka berikut infonya...dan...
Selamat menyimak...!
_________________________________________________________
Sekilas info tentang Parawisata Gundaling - Brastagi
_________________________________________________________
* Pemahaman Umum
Gundaling adalah sebuah bukit di Berastagi, Kabupaten
Karo, Sumatera Utara. Gundaling merupakan objek wisata
di Berastagi.
Gundaling terletak di 1.575 meter dari permukaan laut.
Di Gundaling dapat terlihat Gunung Sibayak dan Gunung
Sinabung.
* Berastagi
Berastagi diapit oleh 2 gunung berapi aktif yaitu
Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Di dekat Gunung
Sibayak, terdapat pemandian mata air panas.
* Sejarah Tempat Pariwisata Berastagi dan Gundaling
Berastagi
Berastagi merupakan objek wisata di dataran tinggi Karo.
Berastagi berjarak sekitar 66 kilometer dari Kota Medan.
Aktivitas ekonomi di Berastagi terpusat pada pasar sayur
dan buah-buahan, dan pada pariwisata. Etnis yang dominan
di daerah ini adalah Suku Karo.
Bukit Gundaling merupakan objek wisata yang terdapat
di pinggirkota Berastagi, yang terletak kurang lebih
60 km dari kota Medan.
Pemberian nama Gundaling oleh masyarakat sekitar memiliki
sejarah tersendiri. Cerita yang merebak di masyarakat
berkembang dari lisan ke lisan sehingga menjadi cerita
rakyat tersendiri.
Awal kisah terbentuknya nama Bukit Gundaling adalah
terjadi pada masa sebelum Indonesia merdeka. Di kisahkan
bahwa pada zaman dahulu ada seorang pemuda berkebangsaan
Inggris yang tinggal di daerah Berastagi sebagai penyebar
agama nasrani.
Suatu hari ketika berjalan-jalan di sebuah bukit dia
bertemu dengan seorang gadis yang merupakan penduduk
asli daerah tersebut.
Gadis itu memiliki paras yang cantik dengan rambut
panjang yang terurai, tutur bahasanya sopan dan lembut
membuat sang pemuda begitu terpana dengan keelokan
sang gadis.
Singkat kata, maka dengan rasa hati-hati dan sedikit
ragu pemuda tersebut menyapa sang gadis, Walau bahasa
daerah yang ia gunakan masih terlalu kaku. Tak terduga
ternyata si gadis membalas sapaan pemuda tersebut walau
dengan raut muka malu-malu maka mulailah sang pemuda
mengajak sang gadis mengobrol sampai tak terasa waktu
telah menjelang sore.
Ketika sang gadis sadar jika waktu telah sore, gadis
itu berpamitan kepada pemuda itu untuk pamitan pulang
karena orang tuanya sudah menunggu di rumah.
Sang pemuda sebenarnya enggan untuk melepaskan sang
gadis karena masih ingin berlama-lama dengannya, tapi
karena sang gadis terus memaksa maka dengan berat
hati direlakanlah sang gadis untuk pulang.
Sejak kejadian itu sang pemuda selalu teringat dengan
sang gadis dan selalu ingin bertemu dengannya, demikian
juga halnya dengan si gadis tadi.
Tampaknya kedua insan ini telah terkena panah cinta
karena setiap hari saling merindukan satu sama lain.
Singkat cerita, mereka jadi sering melakukan pertemuan
di bukit itu dan akhirnya berikrar menjadi sepasang
kekasih.
Setiap hari dari pagi menjelang sore keduanya sering
bercengkrama di bukit itu. Bukit tersebut merupakan
bukit yang ditumbuhi rimbunan pohon pinus. Ketika
telah tersampaikan hasrat hatinya maka berpisahlah
keduanya untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Orang tua si gadis melihat banyak perubahan pada anak
diri gadisnya yang sering melamun dan tersenyum-senyum
sendiri.
Bahkan sudah sekian lama sang gadis tak pernah lagi
mau disuruh untuk pergi ke ladang membantu orang tuanya.
Akhirnya timbul lah kecurigaan dalam hatinya tentang
kelakuan anaknya tersebut.
Dengan rasa penasaran orang tua si gadis mengikuti
kemana perginya si anak secara diam-diam. Betapa
terkejutnya orang tua si gadis mengetahui si anak
erhubungan denganorang asing dan tak dikenal. Maka
murkalah si orangtua tersebut, kemudiandengan paksa
membawa anaknya pulang sehingga membuat si pemuda
terkejut.
Sejak saat itu sang gadis di kurung orang tuanya di
rumah dan tidak diperbolehkan keluar rumah tanpa seizin
orang tuanya dan tanpa ditemani saudaranya.
Orang tua si gadis berniat menikahkan si gadis dengan
sepupu dekatnya. Rencana pernikahan telah dibuat dengan
cepat tanpa meminta persetujuan si gadis.
Sementara si gadis setiap harinya selalu dirundung
kesedihan dan matanya bengkak karena sering menangis.
Dia menangis karena tidak bisa lagi bertemu dengan
kekasihnya.
Demikian juga dengan sang pemuda selalu resah dan
gelisah karena tak bertemu pujaan hatinya.Dengan di
dorong oleh rasa rindu yang menggebu maka nekatlah
sang pemuda menemui sang gadis di rumahnya dengan
mengendap-endap pada malam hari.
Dalam keadaan gelap gulita sang pemuda mendekati
kamar sang gadis dan memanggil namanya dengan suara
yang lembut dan pelan.
Sebab ia takut ketahuan orang tau si gadis. Ketika
sang gadis mengetahui dan mendengar suara kekasihnya
maka dengan segera ia membuka jendelakamarnya.
Dari jendela kamarnya sang gadis mengatakan kepada
pemuda itu bahwa ia dalam masa pingitan dan akan
segera di nikahkan dengan sepupu dekatnya.
Terkejutlah sang pemuda, lalu menyarankan si gadis
untuk kabur bersamanya.
Setelah bersepakat untuk bertemu di bukit tempat
mereka biasa bertemu, pulanglah si pemuda ke rumahnya.
Pada keesokan harinya pergilah si pemuda ke bukit
tempat mereka janji bertemu. Dia menunggu sang gadis
dengan perasaan gelisah.
Sementara sang gadis berusaha keluar dari rumahnya
lewat jendela. Tapi memang malang nasib si gadis
karena masih dalam perjalanan ternyata keluarganya
mengetahui niat si gadis lalu memaksanya pulang,
dan hari itu juga dia di nikahkan dengan sepupunya.
Sementara sang pemuda sudah gelisah tak menentu
menunggu kedatangan sang gadis. Dia berjalan mondar
mandir kesana kemari mencari sang gadis sambil
berteriak memanggil “darling”, tapi yang ditunggu
dan di harapkan tak kunjung tiba. Sang pemuda tak
mengetahui jika sang gadis telah menikah dan tak
mungkin bertemu dengannya lagi.
Setiap hari yang dilakukannya haya mondar mandir di
bukit tersebut sambil memanggil “darling”. Sehingga
pada akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan
Berastagi sambil membawa luka hatinya.
Sebelum pergi, ia memandangi bukit tempat ia bertemu
dengan gadisnya. Maka terucaplah kata “good bye
darling” yang artinya “ selamat tinggal sayang”.
Dia mengucapkan kata-kata itu berulang-ulang sambil
teriak sampai bukit tersebut tak kelihatan lagi di
pelupuk matanya.
Masyarakat sekitar yang tak mengerti apa yang diucapkan
sang pemuda karena bahasa yang berbeda mengubah
pengucapan “good bye darling” dengan “gundaling”.
Sejak saat itu bukit tersebut diberinama “gundaling”.
___________
Penutup
___________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
...dan...
Selamat malam...!
________________________________________________________
Cat :
http://batikrentcar.blogspot.co.id/2016/06/sejarah-tempat-pariwisata-berastagi-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar